Sekolahnya Guru yang Ikhlas

Guru menjadi cita-cita sejak dulu.yang pasti wanita itu wajib jadi guru, untuk anak-anakku.bagaimana untuk jadi guru yang ikhlas itu yang jadi tantangan. tidak ada batas ruang dan waktu untuk seorang guru, itulah mengapa Allah memberi pahala yang luarbiasa bagi para guru.siapapun yang berinteraksi dengan guru hendaknya mengalami nuansa pendidikan kita sebagai guru. bagaimana seorang guru ketika dirumah? guru bagi suami, anak2,tetangga dan masyarakat.guru disekolah, apalagi profesi kita harus dipertanggungjawabkan. anak2 anadalah cermianan kita apa yang dilakukan orang tua sebagai guru jg boleh dilakukan untuk anak2 kita, tp sebaliknya apa yg tidak dilakukan jg anak2 tidak perlu melakukan.trusss bagaimana dengan kita yg tdk sengaja melakukan kesalahan yg ternyata anak2 jg melakukan.berarti kuncinya untuk ikhlas menjadi miniatur kebaikan anak2 walaupun tertatih2 untuk menjadi lebih baik.semoga kita ikhla dalam semua kondisi yang kita alami terkait dengan anak2 kita.ya Allah tanamkan dalam hatiku untuk senantiasa ikhlas dalam semua kondisi.

Liburan :Mudik ; capek tapi menyenangkan

Tak terasa liburan sudah usai. 2 pekan bersantai. Rehat dari amanah mengajar. Sudah pasti mudik. Bali nyang ndeso. capek sih...tapi sangat menyenangkan. Sekaligus untuk "cas ulang semangat kita". Bertemu ibu tercinta. walaupun hari ibu sudah kelewat. setidaknya inilah kesempatan untuk menengok ibu, yang mungkin sekarang bisa dihitung jari waktunya. Dulu ketika di Mijen,hampir tiap bulan. sekarang ya...minimal tiga bulan sekali.

saat mudik tidak kusia-siakan waktu yang ada. silaturahim ke sodara,teman, jalan-jalan ke tawang mangu. ada cerita sedikit. Ketika kami sekeluarga ke tw.amgu,hujan deras. lalu aku berfikir untuk mampir ke temanku waktu smp dulu. Ya, "umi hanik",aku masih ingat betul namanya, walaupun sudah 15 tahun yang lalu. Dia memang tidak sempat melanjutkan pendidikannya. habis smp ya...nikah. habis di pedesaan sih. Kami menyusuri desa Nglurah, sebuah desa yang pernah tenar karena musibah longsor. semua sudah berubah,sehingga aku lupa dan bingung jalan ke arah rumahnya. apalagi desa tersebut sekarang menjadi obyek wisata bunga. Tentunya kita masih ingat dengan bunga :gelombang cinta/adenium, cenmani. bunga ini nampaknya yang mengingatkan kita pada musibah longsor. selintas daun bunga yang biasa2 saja ini,disana harganya bisa sampe 500 juta. daerah yang terkena longsor itu saja ada 3 bunga yang semula ditawar 1,3 milyar.

Tidak logis memang. kembali ke cerita. setelah hujan reda saya coba tanya2 ke warga sekitar. "Bu,ngertos daleme umi hanik?, umi hanik sinten nggih mbak. Waduh??? riyen sekolahe wonten karanganyar. kadose celukane menuk,nopo nggih? Menuk? Nek umi niku nggih wontene "inuk". O...nggih inuk...????? wo..daleme nginggil mrika le mbak..(sambil menunjuk arah ke atas)

Study Banding + Rihlah



Hari yang sangat menyenangkan. Ahad,30 Nopember 2008. Setelah sekian lama (hampir 3 tahunan),belum sempat ke bandungan. Padahal dulu,waktu Azka masih kecil sering kesana. Dingin, hujan rintik-rintik, kabut. Itu yang terbayang.

Sekitar pukul 03.30 kami sekeluarga berangkat. menuju ke sumowono. Ke SDN Jubelan 2,Sumowono. Alhamdulillah selama perjalanan tidak hujan,cuma mendung. Dan nampaknya, beberapa hari ini sama kondisinya baik di semarang atau di bandungan. tidak ada hujan.

Tepat waktu magrib sampai disana. Huh...dingin.




Mutiara pagi:
dari Suhaib RA.,Rasulullah SAW. bersabda : "Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin,apabila mendapat sesuatu yang menyenangkan dia bersyukur maka hal itu adalah baik. Dan bila ditimpa kesusahan ia bersabar,maka hal itu lebih baik."(HR.Muslim)


Manungso sakdermo nlampahi

Hidup dan mati seseorang adalah misteri dari sang pencipta, Allah Azza wa jalla. Setiap kita memang harus berusaha menjadi yang lebih baik, atau paling baik. Dan setiap yang kita lakukan pasti ada tanggung jawabnya. Kehidupan dunia memang fana. Ada batas, dan batasannya.

Sehari pulang ke desa

Alhamdulillah....
libur sehari ternyata berjuta manfaat. "Pulang ke tempat kakung!,asyik...aku mau mainan di sungai",sambut mas Azka dengan senangnya. Sore hari Selasa berangkat ber4 menuju purwodadi. Tepat adzan magrib sampai di kota "daun" alias Godong. Kota kecil penuh sejarah dan kenangan. Enam tahun abah menumpang hidup disana. Mencari ilmu dan masa depan. sejak kelas 3 SD sampai kelas 3 SMP. kembali...ke cerita....
Setelah singgah sejenak di Godong,dan makan nasi goreng favorit keluarga, perjalananpun dilanjutkan. sampai di rumah pukul 19.30,setengah delapan malam. "Kok bengi-bengi to le...",sambut mbah putri melihat kedatangan kita. Kakung kemana. "Kakung dari tadi telepon terus kok nggak diangkat",tambah mbah putri.
Setelah cape semuapun istirahat,bobok.
Keesokan harinya....
Pagi yang cerah. tapi ada sedikit kabar yang tidak mengenakkan. Ya..gunung lumbung di belakang ujung desa baru saja longsor. sekitar sebulan yang lalu. Maka,Abah,Umi,Dik Najwa dan Mbah putri esok itu berencana jalan2 melihat sisa longsoran. perjalanan sekitar setengah jam. Dulu...gunung tersebut belum banyak terjamah tangan manusia. Bahkan,sewaktu abah masih kecil,gunung tersebut terkenal angker. Tapi,sekarang..masya Allah....hutannya udah gundul semua....!
Setelah sampai di lokasi longsor. Ya..Allah..inilah tanda-tanda kebesaranmu. Apakah ini ujuian,cobaan atau murka-Mu. Astagfirullahal adzim. Manusia sudah tidak lagi bersahabat dengan alam. Ini pulalah yang menjadikan adanya teguran dari Allah langsung. Longsor itu cukup panjang. sekitar 700 m panjangnya.
Sungguh nyata Al Quran itu sebagai petunjuk. "Telah tampak kerusakan di bumi yang disebabkan oleh tingkah manusia itu sendiri".

Ada "Pencuri" di Rumah Baru



Alhamdulillah sepekan lebih kita menempati rumah baru. Selama sejak pindahan sampai sekarang, semua baik-baik saja. ya, walaupun hanya baru 5 keluarga yang menempati dari 100 rumah yang ada. hari ke hari kami rasakan indah karena toh sudah tidak berfikir bayar kontrakan, kalau cicilan bulanan kan memang harus, tapi setidaknya udah rumah sendiri.
Tiap hari abah senantiasa rajin menyirami bunga di taman kecil. Kakak Azka selalu asyik bermain di halaman dan sawah depan. Di depan memang masih terhampar luas sawah milik perkampungan. kalo umi beda lagi, kalau sore "jalan-jalan dulu ah",hampir tiap hari bersama dik najwa.
Tepat kurang lebih dua pekan ini ada "kabar" yang kurang enak di dengar, bahwa daerah situ agak kuarang aman. Tapi,ah.. itu kan kata orang, biarin aja, sambut abah.
Ternyata....
e....tak terduga atau terbersit firasat. Tak tahunya semalem. dan paginya "mi, sandal putihnya dimana?,ya di depan pintu belakang",jawab Umi. Tak pikir paling ada di halaman depan. habis masak nasi,sambil nunggu, nyetrika dulu lah.. Lho.. baju batikku dimana mi?,sudah dicuci belum. "Sudah, di jemuran situ lho..!",kok nggak ada. coba tak cari di mesin cuci. kok juga nggak ada. "Mi,baju batikku kok nggak ada ya, padahal tadi malam kan udah dijemur to?. Wah, berarti ada yang tidak beres ini. Tak cek yang lainnya. Lho.............sepatu mas Azka dimana?,kok nggak ada. Padahal tadi malam masih di bawah meteran listrik lho. Kita kecolongan mi,kata abah. Lho.. lha ini kok ada sandal siapa ini. "Masya Allah,pencurinya nuker sandal tho", tambah Abah.
Ya...Allah kita kecolongan. Ya, udah mas Azka pake sandal dulu ya ke sekolah, nanti dibilangin bu guru,kata Abah membesarkan hati mas Azka. "Mi, aku berani sama Pencuri",kata Mas Azka sambil naik motor. Ya,nanti siang kita beli sepatu baru ya...