Tak terasa liburan sudah usai. 2 pekan bersantai. Rehat dari amanah mengajar. Sudah pasti mudik. Bali nyang ndeso. capek sih...tapi sangat menyenangkan. Sekaligus untuk "cas ulang semangat kita". Bertemu ibu tercinta. walaupun hari ibu sudah kelewat. setidaknya inilah kesempatan untuk menengok ibu, yang mungkin sekarang bisa dihitung jari waktunya. Dulu ketika di Mijen,hampir tiap bulan. sekarang ya...minimal tiga bulan sekali.
saat mudik tidak kusia-siakan waktu yang ada. silaturahim ke sodara,teman, jalan-jalan ke tawang mangu. ada cerita sedikit. Ketika kami sekeluarga ke tw.amgu,hujan deras. lalu aku berfikir untuk mampir ke temanku waktu smp dulu. Ya, "umi hanik",aku masih ingat betul namanya, walaupun sudah 15 tahun yang lalu. Dia memang tidak sempat melanjutkan pendidikannya. habis smp ya...nikah. habis di pedesaan sih. Kami menyusuri desa Nglurah, sebuah desa yang pernah tenar karena musibah longsor. semua sudah berubah,sehingga aku lupa dan bingung jalan ke arah rumahnya. apalagi desa tersebut sekarang menjadi obyek wisata bunga. Tentunya kita masih ingat dengan bunga :gelombang cinta/adenium, cenmani. bunga ini nampaknya yang mengingatkan kita pada musibah longsor. selintas daun bunga yang biasa2 saja ini,disana harganya bisa sampe 500 juta. daerah yang terkena longsor itu saja ada 3 bunga yang semula ditawar 1,3 milyar.
Tidak logis memang. kembali ke cerita. setelah hujan reda saya coba tanya2 ke warga sekitar. "Bu,ngertos daleme umi hanik?, umi hanik sinten nggih mbak. Waduh??? riyen sekolahe wonten karanganyar. kadose celukane menuk,nopo nggih? Menuk? Nek umi niku nggih wontene "inuk". O...nggih inuk...????? wo..daleme nginggil mrika le mbak..(sambil menunjuk arah ke atas)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar